Semenjak pertengahan tahun 2013 sampai dengan bulan oktober tahun 2015 terjadi kenaikan nilai tukar dollar Amerika Serikat terhadap rupiah sangat signifikan, nilai tukar dollar Amerika Serikat semester pertama tahun 2013 dikisaran Rp 9.100,-/ 1 USD dan pertanggal 16 Oktober 2015 di kisaran Rp 13.750,-/1 USD ( kurs Jual dollar Amerika Serikat di Bank Madiri ), semenjak semester kedua tahun 2013 sampai dengan tanggal 16 oktober 2015 telah terjadi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat sebesar 49,78 %.
Baru baru ini beberapa pejabat tinggi pemerintah di Republik beralasan, pelemahan rupiah terhadap dollar amerika serikat di bulan September tahun 2015 disebabkan Faktor Eksternal, yaitu menguatnya mata uang dollar Amerika Serikat terhadap hampir seluruh mata uang negara negara di dunia, khususnya negara negara yang masih berstatus negara berkembang di dunia, di karenakan menurut data Bank Sentralnya, perekonomian Amerika Serikat sebagai negara perekonomian terbesar didunia mulai pulih dan membaik dari penurunan perekonomian yang belakangan ini terkena imbas dari krisis financial yang mendera negara-negara konco-konconya di belahan Eropa, dan pelemahan rupiah juga pengaruh dari kebijakan pemerintah Republik Rakyat Tiongkok mendevaluasi mata uangnya ( Yuan ) terhadap dollar Amerika Serikat.
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat mulai mengkawatirkan penulis, apabila pelemahan nilai tukar rupiah ini berlanjut dan tidak bisa di kendalikan pemerintah tentunya dapat mempengaruhi perekonomian Indonesia, diambil contoh salah satunya di sector industry , banyak pabrik pabrik terpaksa tutup, akibat melonjaknya biaya produksi, karena sebagian besar bahan baku industry di Indonesia masih bergantung pada impor, tentunya penutupan pabrik pabrik akan menyebabkan terjadinya PHK besar besaran berakibat meningkatkan pengangguran di Indonesia.
Untuk menjaga perekonomian di Indonesia dari dampak kenaikan Dollar Amerika serikat terhadap rupiah , tentunya pemerintah Republik Indonesia harus cepat mengambil kebijakan dan mencari solusi untuk menurunkan nilai tukar Dollar terhadap rupiah. Menurut penulis sebenarnya untuk menurunkan nilai tukar Dollar Amerika Serikat terhadap rupiah sebenarnya sederhana saja. Secara ilmu dasar ekonomi yang sangat sederhana, Ibarat harga suatu barang, salah satu yang mempengaruhi tinggi rendahnya harga suatu barang di tentukan ketersediaan dan kebutuhan barang di pasar, sedikit ketersediaan barang dari pada kebutuhan barang di pasar, maka harga barang akan tinggi. semakin banyak ketersediaan barang dari pada kebutuhan barang di pasar, maka harga barang akan rendah. Berarti tingginya nilai tukar dollar terhadap rupiah tentunya salah satu penyebabnya ketersediaan dollar di pasar dalam negeri sangat tidak berimbang dengan kebutuhan dollar yang sangat tinggi di pasar dalam negeri.
Untuk itu menurut penulis , langkah langkah untuk menurunkan nilai tukar Dollar terhadap rupiah yang harus diambil pemerintah sebagai berikut:
I. Meningkatkan Ketersediaan dollar di dalam negeri
dalam meningkatkan ketersediaan dollar didalam negeri pemerintah harus meningkatkan semaksimal mungkin iklim investasi di Indonesia, dengan berupaya mendatangkan investor invetor asing untuk menanamkan modal jangka panjang di Indonesia, semakin bayak investor-investor asing untuk berinvestasi di Indonesia semakin banyak ketersediaan dollar di dalam negeri, cara pemerintah untuk memaksimalkan iklim investasi sebagai berikut:
1. Menjaga kestabilan politik dan keamanan
2. Penegakan hukum
3. Memangkas birokrasi perijinan usaha/investasi sangat berbelit belit yang selama ini terjadi tidak banyak berubah dari tahun ketahun
4. Menurunkan tarif pajak untuk pelaku usaha/Investasi
5. Percepatan pembangunan infrastuktur
II. Menekan Kebutuhan Dollar Amerika Serikat di Dalam Negeri
Untuk menekan kebutuhan Dollar di dalam negeri, mestinya pemerintah harus mampu menekan angka impor dalam negeri dan mengurangi pinjaman luar negeri pemerintah terhadap dan khususnya untuk swasta, pemerintah harus mampu membatasi utang swasta dengan lembaga keuangan luar negeri, dengan memperketat aturan bagi swasta untuk dapat melakukan pinjaman dari lembaga keuangan luar negeri.
Sumber:
www.bankmandiri.co.id
www.klikbca.com
Untuk menekan kebutuhan Dollar di dalam negeri, mestinya pemerintah harus mampu menekan angka impor dalam negeri dan mengurangi pinjaman luar negeri pemerintah terhadap dan khususnya untuk swasta, pemerintah harus mampu membatasi utang swasta dengan lembaga keuangan luar negeri, dengan memperketat aturan bagi swasta untuk dapat melakukan pinjaman dari lembaga keuangan luar negeri.
Sumber:
www.bankmandiri.co.id
www.klikbca.com