Istilah perkembangan ekonomi sering dicampur baurkan dengan pertumbuhan ekonomi, dan pemakaiannnya selalu berganti-ganti, sehingga kelihatan pengertian antara keduanya dianggap sama menurut Fahri,Koerul (2009), mengatakan bahwa di Negara-negara maju kenaikan dalam tingkat pendapatan biasanya disebut pertumbuhan ekonomi. Sedangkan, di Negara berkembang disebut perkembangan ekonomi.
Berdasarkan data dari Bank Indonesia (BI), pada tanggal 1 juni 2016, Rupiah ditutup di posisi Rp13,671 per US Dollar, dan ini adalah posisi terendah mata uang Rupiah terhadap US Dollar sejak, krisis moneter tahun 1998. bahkan pada krisis global tahun 2008, posisi nilai tukar Rupiah tidak pernah turun sampai serendah ini. Pada puncak krisis global tahun 2008, Rupiah hanya anjlok sampai Rp12,768 per US Dollar sebagai titik terendahnya, sebelum kemudian segera balik lagi ke level normalnya yakni Rp9,000-an per US Dollar.
Pada tahun 1998 dan juga 2008, Indonesia sempat dilanda krisis ekonomi termasuk bursa saham ketika itu juga hancur berantakan. Tapi pada hari ini, meski kondisi Rupiah tampak mengkhawatirkan namun kondisi perekonomian secara umum tampak masih berjalan normal, dan IHSG juga justru malah sukses naik secara perlahan dalam beberapa bulan terakhir.
Problem yang sesungguhnya yang dihadapi Indonesia saat ini adalahPerlambatan pertumbuhan ekonomi, akibat Defisitnya neraca ekspor impor, yang disebabkan oleh Meningkatnya nilai impor peralatan dan mesin-mesin industri karena pertumbuhan industri manufaktur di dalam negeri, dan nilai ekspor menurun karena turunnya harga batubara, CPO, serta karet, yang merupakan tiga komoditas utama ekspor Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Fahri,Khoerul.2009.Pengembangan Ekonomi Suatu Negara.Bandung:Algensindo